Dari kedalaman Laut Jawa, bangkai kapal selam milik Nazi,
Jerman, U-Boat 168 diteliti oleh arkeolog dan Komando Pasukan Katak
(Kopaska) TNI AL. Untuk bisa mencapai lokasi bangkai kapal selam itu
butuh waktu 10 jam perjalanan menggunakan perahu kayu.
Bagaimana ceritanya?
"Pada
30 Mei 2014, Kopaska dengan beberapa penyelam lain yang tertarik akan
sejarah mulai bergerak dari Karimun Jawa menuju Laut Jawa menggunakan
perahu kayu selama 10 jam dengan kecepatan hanya 7-8 knots," ujar Mayor
Laut (P) Yudho Ponco Ari dari Komando Detasemen III Sat Kopaska Armartim
Surabaya di kantor Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT),
Jakarta, Kamis (11/12/2014).
"Kami berangkat dari jam 20.00 WIB," imbuh dia.
Mayor Yudho mengatakan, ketika sampai pada titik yang ditentukan,
mereka kemudian menyiapkan peralatan, memasang tali dan turun ke bawah
laut.
"Pertama kami turun, kita lihat ternyata kapal selam
tersebut tidak di atas karang, namun ada di atas dataran pasir sedalam
25 meter," tutur dia.
"Kapal tersebut tersisa hanya 30 meter,
dimana ada dua lubang yang kecil di samping berdiameter 2 meter dan di
belakang berdiameter 3,5 meter," imbuh sang mayor.
Lalu bagaimana keadaan kapal tersebut saat ditemukan?
Menurut Yudho, kondisi interior di dalam kapal sudah tak utuh lagi. Hanya bagian pintu saja yang masih terjaga dengan baik.
"Kondisinya
banyak reruntuhan, bekas kebakaran, karang, dan tampak hancur. Tapi
kita tetap masih bisa masuk baik dari (lubang) berdiameter kecil hingga
diameter besar," tutur dia. Tengkorak Terjepit
Dia mengaku, semakin yakin kapal tersebut milik Nazi Jerman setelah menemukan sejumlah barang di dalam bangkai kapal selam. Apa saja itu?
"Ada
banyak alat makanan yang bertuliskan Jerman dengan lambang Swastika
(lambang Nazi), kemudian 3 botol, di antaranya botol parfum. Ini bisa
dimaklumi karena mereka jarang mandi (saat di dalam kapal), kemudian
botol wine, botol sake, selain itu ditemukan tenggorak yang masih
terjepit," papar dia.
Namun yang paling menarik di antara semua barang itu, menurut Mayor Yudho, adalah mouth face (selang alat bantu pernafasan).
"Kami
menemukan mouth face. Setelah dipastikan itu adalah Taucherretter yang
merupakan alat penyelam yang bisa dipastikan digunakan para awak untuk
menyelamatkan diri," tutur dia.
Selain itu, Yudho juga menyayangkan bagian peluncur torpedo yang hilang dari bangkai kapal tersebut.
"Peluncur
torpedo itu kan terbuat dari kuningan, kemungkinan hilang karena
dicuri. Pasalnya, saat kami temukan di bagian belakang rusak parah,
sedangkan di depan (peluncur torpedo) tampak rapi seperti di gergaji,"
ujar dia.
This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
0 komentar:
Posting Komentar