Bunker Anti-Bom Nuklir Milik Sahabat Sukarno




 Ini Bunker Anti-Bom Nuklir Milik Sahabat Sukarno   
Mantan Presiden Yugoslavia (sekarang Serbia), Josip Broz Tito, memerintahkan pembangunan bunker anti-bom nuklir pada 1953. Bunker dibangun dengan menggali tanah di satu gunung di Kota Konjic, sekitar 25 mil arah selatan Sarajevo, sekarang ibu kota Bosnia-Herzegovina.

Bunker seluas 6.500 meter dibangun di kedalaman 920 kaki dari permukaan tanah untuk melindungi Tito dan keluarganya serta seluruh stafnya dari serangan bom nuklir. Bunker ini mampu menahan serangan nuklir berkekuatan 20 kiloton, lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada Perang Dunia II.

Bunker yang direncanakan dibangun selama 26 tahun dan berbiaya US$ 3 miliar tersebut dirahasiakan. Pemerintah pecahan Yugoslavia, Bosnia, mengungkap pembangunan bunker itu pada 1992.

Militer Bosnia kini menguasai bunker tersebut dan baru-baru ini memberi akses kepada publik untuk melihatnya. Daily Mail, Jumat, 27 November 2014, melansir berita dan foto-foto bunker berbentuk "U" lengkap dengan seluruh fasilitasnya.

Bunker dirancang mampu menampung 350 orang untuk tinggal dan bekerja di sana selama enam bulan tanpa perlu keluar demi menghirup udara. Fasilitas tersedia lengkap, misalnya generator listrik serta sistem suplai air dan udara. Ada 100 kamar tidur dan blok khusus presiden.

Di blok khusus presiden yang dijaga ketat oleh petugas keamanan, tersedia kamar tidur dengan perlengkapan tidur, toilet, dan ruang kerja. Bunker ini dilengkapi peralatan komunikasi, sehingga orang-orang di dalam bunker dapat memantau situasi di luar, antara lain, melalui televisi.

Bunker juga menyediakan fasilitas ruang pertemuan dan ruang kerja para anggota staf. Ada pula ruang khusus untuk mengirim atau menerima pesan telefaks.

Menariknya, di semua ruangan dipajang foto Tito, pemimpin partai komunis-sosialis Yugoslavia dan pendiri kelompok Negara Nonblok bersama Sukarno, sahabatnya. Persahabatan Sukarno-Tito pernah diungkapkan oleh Guruh Sukarno, putra presiden pertama Indonesia itu. "Persahabatan antara ayah saya dan Presiden Tito terjalin sangat akrab," ujar Guruh seperti diberitakan Antara, 27 Februari 2014.

Sayang, Tito tidak sempat menyaksikan bunker anti-bom nuklir itu. Ia meninggal pada 1980. Kemudian Yugoslavia bergolak dan terbelah menjadi sejumlah negara, di antaranya Bosnia-Herzegovina dan Serbia.

http://www.tempo.co/read/news/2014/11/29/117625242/Ini-Bunker-Anti-Bom-Nuklir-Milik-Sahabat-Sukarno
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar:

Disqus Shortname

Comments system

Ad Inside Post