Perang Dunia II mencatat kehebatan mesin perang tentara Adolf Hitler.
Pasukan Nazi Jerman dari Das Dritte Reich (Kerajaan Ketiga, rezim
ciptaan Hitler) tersebut mampu membuat dunia tercengang. Bukan hanya di
daratan Eropa, di benu Afrika pun mereka mampu merebut sebagian negara
koloni atau jajahan Inggris. Tapi siapa sangka, bukan hanya peralatan
tempur dan tentara manusia saja yang mereka persiapkan demi kemenangan
perang. Anjing pun mereka latih untuk menjadi bagian dari mesin perang
Nazi.
Berdasarkan hasil penelitian DR Jon Bardenson dari Universitas Cardiff, Inggris, sungguh menakjubkan. Hitler membangun sekolah militer khusus anjing! Tentu saja murid-muridnya adalah anjing pilihan yang didatangkan dari seantero Jerman waktu itu. Institute pendidikan hewan tersebut diberi nama the Tier-Sprechschule ASRA yang didirikan di Kota Hanover - Jerman dan dikepalai oleh Margarethe Schmidt.
Apa tujuan nya? sungguh gila idenya. Hitler mengharapkan anjing-anjing perang mereka mampu berbicara, atau setidaknya mampu berkomunikasi secara optimal dengan para tentara nya di lapangan. Hitler memang dikenal sebagai penyayang anjing. Dua anjing kesayangannya dari jenis shepherd diberinya nama Blondi dan Bella. Hitler rupanya menyadari bahwa anjing merupakan salah satu hewan cerdas yang bisa dilatih untuk kepentingan perang mereka.
Sebagaimana yang dikutip oleh tempo interaktif dari daily mail, Anjing yang diberi nama Rolf dilaporkan mampu berbicara dengan cara mengetuk kaki depannya di papan tulis. Tiap huruf diwakili dengan jumlah ketukan berbeda. Bahkan, sejumlah spekulasi menyebutkan ia belajar bahasa asing, menulis puisi, dan bisa meminta tamu perempuan untuk mengibaskan ekornya (bokongnya). Ups....!
Lebih hebat lagi Anjing bernama Kurwenal yang mampu mengenali tiap huruf dengan jumlah gonggongan berbeda untuk masing-masing huruf. Bahkan, bisa mengikuti satu kalimat: “Lapar! Beri saya kue.” Gila gak nih! Nazi Jerman era Hitler memang luar biasa dalam mengoptimalkan tiap potensi untuk dijadikan mesin perang.
“Ada sejumlah percobaan aneh selama masa perang di Jerman soal komunikasi antara anjing dan manusia,” kata DR Jon Bardenson di Daily Mail.
Kisah luar biasa tentang anjing berpendidikan 'produksi' Jerman ini diungkap tuntas oleh Bondeson dalam bukunya, Amazing Dogs: A Cabinet of Canine Curiosities. "Ini benar-benar hal yang luar biasa," ujar Bondeson sebagaimana dilansir republika.co.id sebagaimana yang dirilis The Telegraph, Kamis (26/5).
Menurut Bondeson, pada 1920-an, Jerman memiliki beberapa 'psikolog hewan baru' yang percaya bahwa anjing hampir sama cerdasnya dengan manusia, yang dapat berpikir abstrak dan berkomunikasi. "Bagian dari filosofi Nazi adalah bahwa ada ikatan yang kuat antara manusia dan alam. Oleh sebab itu, mereka percaya bahwa seorang Nazi yang baik seharusnya adalah teman hewan," kata Bondeson.
Ketika Nazi berkuasa, lanjut Bondeson, seseorang mungkin mengira mereka akan membangun kamp konsentrasi untuk mengurung para fanatik (psikolog hewan) ini. Namun sebaliknya, justru Nazi sangat tertarik dengan ide-ide mereka untuk keperluan perang Nazi.
Dalam buku Bondeson terdapat sejumlah bab yang membahas tentang anjing yang bisa akting, bepergian, jago salto, dan anjing yang sangat loyal. Buku ini diterbitkan oleh Amberley Publishing di Inggris and Cornell University Press di Amerika Serikat.
Jerman berharap dapat menggunakan hewan ini dalam perang, menjadikan mereka dapat bekerjasama dengan perwira SS dan menjaga kamp-kamp konsentrasi untuk membebaskan para perwira dari tugas penjagaan. Namun sebelum bisa mengoptimalkan potensi anjing perang ini, mereka dikalahkan kekuatan USA, Inggris dan sekutunya serta kekuatan pasukan merah Soviet pimpinan Josef Stallin.
Berdasarkan hasil penelitian DR Jon Bardenson dari Universitas Cardiff, Inggris, sungguh menakjubkan. Hitler membangun sekolah militer khusus anjing! Tentu saja murid-muridnya adalah anjing pilihan yang didatangkan dari seantero Jerman waktu itu. Institute pendidikan hewan tersebut diberi nama the Tier-Sprechschule ASRA yang didirikan di Kota Hanover - Jerman dan dikepalai oleh Margarethe Schmidt.
Apa tujuan nya? sungguh gila idenya. Hitler mengharapkan anjing-anjing perang mereka mampu berbicara, atau setidaknya mampu berkomunikasi secara optimal dengan para tentara nya di lapangan. Hitler memang dikenal sebagai penyayang anjing. Dua anjing kesayangannya dari jenis shepherd diberinya nama Blondi dan Bella. Hitler rupanya menyadari bahwa anjing merupakan salah satu hewan cerdas yang bisa dilatih untuk kepentingan perang mereka.
Sebagaimana yang dikutip oleh tempo interaktif dari daily mail, Anjing yang diberi nama Rolf dilaporkan mampu berbicara dengan cara mengetuk kaki depannya di papan tulis. Tiap huruf diwakili dengan jumlah ketukan berbeda. Bahkan, sejumlah spekulasi menyebutkan ia belajar bahasa asing, menulis puisi, dan bisa meminta tamu perempuan untuk mengibaskan ekornya (bokongnya). Ups....!
Lebih hebat lagi Anjing bernama Kurwenal yang mampu mengenali tiap huruf dengan jumlah gonggongan berbeda untuk masing-masing huruf. Bahkan, bisa mengikuti satu kalimat: “Lapar! Beri saya kue.” Gila gak nih! Nazi Jerman era Hitler memang luar biasa dalam mengoptimalkan tiap potensi untuk dijadikan mesin perang.
“Ada sejumlah percobaan aneh selama masa perang di Jerman soal komunikasi antara anjing dan manusia,” kata DR Jon Bardenson di Daily Mail.
Hitler dan Eva Braun (kekasih/ istrinya) Bersama 2 Anjing Miliknya, Blondi dan Bella
Kisah luar biasa tentang anjing berpendidikan 'produksi' Jerman ini diungkap tuntas oleh Bondeson dalam bukunya, Amazing Dogs: A Cabinet of Canine Curiosities. "Ini benar-benar hal yang luar biasa," ujar Bondeson sebagaimana dilansir republika.co.id sebagaimana yang dirilis The Telegraph, Kamis (26/5).
Menurut Bondeson, pada 1920-an, Jerman memiliki beberapa 'psikolog hewan baru' yang percaya bahwa anjing hampir sama cerdasnya dengan manusia, yang dapat berpikir abstrak dan berkomunikasi. "Bagian dari filosofi Nazi adalah bahwa ada ikatan yang kuat antara manusia dan alam. Oleh sebab itu, mereka percaya bahwa seorang Nazi yang baik seharusnya adalah teman hewan," kata Bondeson.
Hitler dan Anjing Jantan Kesayangannya, Blondi.
Ketika Nazi berkuasa, lanjut Bondeson, seseorang mungkin mengira mereka akan membangun kamp konsentrasi untuk mengurung para fanatik (psikolog hewan) ini. Namun sebaliknya, justru Nazi sangat tertarik dengan ide-ide mereka untuk keperluan perang Nazi.
Dalam buku Bondeson terdapat sejumlah bab yang membahas tentang anjing yang bisa akting, bepergian, jago salto, dan anjing yang sangat loyal. Buku ini diterbitkan oleh Amberley Publishing di Inggris and Cornell University Press di Amerika Serikat.
Jerman berharap dapat menggunakan hewan ini dalam perang, menjadikan mereka dapat bekerjasama dengan perwira SS dan menjaga kamp-kamp konsentrasi untuk membebaskan para perwira dari tugas penjagaan. Namun sebelum bisa mengoptimalkan potensi anjing perang ini, mereka dikalahkan kekuatan USA, Inggris dan sekutunya serta kekuatan pasukan merah Soviet pimpinan Josef Stallin.
0 komentar:
Posting Komentar