Selamat pagi Negri di Atas Awan ...
Yapppp... betul sekali. Tujuanku kali ini adalah menapakkan kaki di ranah Dieng yang terkenal akan budaya dan panoramanya serta dingin yang menusuk tulang.Tanah ini juga sudah lama menjagi list wajib dalam note travelingku. Dan finally on Tuesday, 29 August 2014 aku dapat menjejakkan kaki di sini, tepatnya hari kelima perjalanan long trip ku kali ini.
Seperti yang diketahui, sebenarnya banyak sekali para EO / Agen Perjalanan yang menyediakan paket wisata menuju Negri di Atas Awan ini. Baik itu yang memang open trip maupun yang share cost sesama para penjalan kaki atau kumpulan anak-anak traveler. Tapi bagaimana kalau kesulitan untuk join dengan salah satu event tersebut, misal waktu yang kurang cocok, harga yang kurang pas atau alasan lainnya ? Waiit,, tunggu dulu … saya akan berbagi tips dan segala kemudahan akses menuju, menjelajah dan mencintai Dieng dengan cara yang berbeda, dengan kantong backpacker dan dengan cara pejalan mandiri yang bisa dikalkulasi dan dipersiapkan sendiri dengan cara yang maksimal terutama bagi para pelancong yang berasal dari Ibu Kota Jakarta.
Dieng merupakan sebuah kawasan dataran tinggi vulkanik aktif yang berada di sebelah barat kompleks Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, tepatnya masuk wilayah Kab. Banjarnegara dan Kab. Wonosobo. Dataran yang memiliki ketinggian rata-rata 2.000 mdpl ini merupakan gunung api raksasa dengan beberapa kepundan kawah dengan suhu berkisar 15-20°C di siang hari dan 10°C di malam hari . Walaupun dengan kondisi cuaca yang demikian, masyarakat Dieng sudah terbiasa menghadapinya. Kecuali bagi para pengunjung / wisatawan persiapkan diri semaksimal mungkin dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan lahir dan batin.
Terletak di antara dua kabupaten di Jawa Tengah, Wonosobolah pilihan rute paling mudah untuk menuju kawasan penghasil sayuran dataran tinggi ini.
Nah, untuk akses menuju Wonosobo (dari Jakarta) ada 2 alternatif :
1.Menggunakan Bus keberangkatan malam hari dari berbagai terminal di Ibu Kota atau
2.Kereta Api Indonesia (KAI) adalah alternative kedua
Sumber: Telaga Warna - Dieng
Kedua jasa transportasi di atas menyuguhkan masing-masing kepuasan bagi para pelanggannya. Tinggal menyesuaikan dengan itinerary yang anda inginkan, misalnya bisa dengan contoh itinerary di bawah ini :
Berkunjung saat weekend (sabtu-minggu)
-Berangkat malam (hari jum’at setelah pulang dinas/kerja) dari Jakarta menggunakan Bus
-Pagi sampai di Terminal Wonosobo
-Angkot ke Kota (atau turun langsung di kota, bilang sama kernet mau ke Dieng)*
-Lanjut microbus menuju Dieng
-Estimasi sampai Dieng max. siang (jam 12-1 an)
-Explore Dieng
-Hari ke-dua : Sunrise Sikunir
-Lanjut explore
-11-12 an turun kembali ke Wonosobo
-Sore kembali ke Jakarta
-Senin pagi bisa kembali aktivitas
Mudahkan ?
Jika menggunakan tranportasi kereta api
-Kereta Progo dari Ps. Senen-Purwokerto 22:30-03:53 Rp 50.000,-
-Lanjut ke Terminal Purwokerto
-Purwokerto-Wonosobo ( Bus paling pagi , bus jam 04.00 sudah ada)
Ada 2 bus : yang ke Semarang bis besar tapi lewat wonosobo dan bis kecil yang pemberhentian terakhir Wonosobo. Saran saya pilih yang kecil, selain bodynya yang ramping kecepatannya juga maksimal dan tidak nge-tem lama.
-Perjalanan 2-3 jam
-Jam 9 – 10 pagi sampai Wonosobo dan selanjutnya bisa diikuti itinerary di atas (via bus)
-Jika balik ingin menggunakan Jasa KAI lagi. Sore bisa kembali ke Purwokerto dan melanjutkan perjalanan balik ke Jakarta menggunakan Kereta Senja Utama Yogya jam 23.12
Keuntungan utama menggunakan jasa transportasi kereta api pada liburan saat weekend atau hing season adalah pasti terhindarnya dari kemacetan lalu lintas selama dalam perjalanan. Tapi semuanya kembali kepada waktu, kondisi, situasi dan kenyamanan anda dalam berwisata. Apapun pilihan anda, nikmati pilihan tersebut dan jalani dengan ceria .
0 komentar:
Posting Komentar