BACKPACKER: Kenidahan Pulau Sumbawa



Di sini saya tidak akan menceritakan detail perjalanan saya, hanya rute dan biaya yang telah saya jalani. Siapa tau ada teman-teman backpacker yang ingin mengunjungi tempat-tempat yang telah saya kunjungi tersebut dan ini bisa menjadi sedikit referensi atau gambaran tentang penyusunan budget, karena hal itulah yang menjadi salah satu keasikan dalam backpacking, menyusun itenerary dan biaya yang akan dikeluarkan. Bagi yang ingin membaca perjalannya secara lengkap bisa membaca blog saya di bawah, dimana semuanya saya ceritakan secara terperinci.

Perjalanan saya dimulai dari rumah dengan travel dari Puruk Cahu (Kalteng) menuju Banjarmasin (Kalsel) selama kurang lebih 15 jam dengan medan yang setengah offroad dengan biaya Rp. 210.000. Kemudian saya menginap di rumah keluarga di Banjarmasin. Besok harinya berulah ke Bandara Syamsuddin Noor Banjarbaru untuk terbang ke Jogjakarta, Karena sya terlebih dahulu mengantar adek untuk kuliah di Jogjakarta. Dan tentu saja karena penerbangan dari Banjarmasin ke Jogjakarta hanya dilayani oleh Lion Air maka sekendak merekalah meletakan harga, di tambah dengan kondisi setela lebaran maka tiket BDJ-JOG saya peroleh Rp. 800.000.

Setelah selesai urusan karena masih pagi sayapun melanjutkan ke Pantai Parang Tritis naik Bus dengan (Rp. 12.000) dan pulangnya Cuma Rp. 10.000. berangkat lebih mahal karena sudah termasuk biaya masuk ke Pantai. Dan untungnya saya masih sempat untuk mengejar kereta Pramex menuju Solo (Solo). Alhasil sampailah saya di Solo setelah selama dua jam berdiri dan duduk di lantai kereta terakhir yang sedang penuh.

Di Solo saya menginap di Rumah Singgah Solo dan ditemani berkeliling oleh saudara Mbendol. Setelah dua malam menginap di Solo saya kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya menggunakan Kereta Ekonomi (Rp. 23.000) dari Stasiun Purwosari dan turun di Stasiun Gubeng. Di Surabaya saya menginap di Kos Rizal dan sempar berjalan-jalan ke House of Sampurna dan Musium 10 November. Malamnya saya juga diajak untuk ikutan gadering dengan teman-teman Forum Backpacker Indonesia Regional Surabaya.

Dari Surabaya saya menuju Malang kembali dengan Kereta Ekonomi (Rp. 4.000) dan menginap di Pondoknya Iman, membuat saya teringat kenangan selama 3 tahun yang telah saya lewati, malamnya kita juga kumpul-kumpul dengan teman-teman CouchSurfing Malang. Katanya Backpacker tapi tiap malang nongkrongnya di cafe terus..hehe

Pagi-pagi kita kembali berangkat untuk ke Pasar Tumpang naik angkot (Rp.6000) dan kemudian memulai pendakian Gunung Semeru bersama teman-teman dari Elkape Indonesia. Biaya pendakian kita shering bersama dengan total Rp. 172.000 untuk transpot serta logistik. Selain itu kita juga memakai porter untuk membantu membawa logistik yang sangat banyak bagi rombongan kita yang berjumlah 28 orang.

Turun dari Gunung Semeru saya kembali menginap selama dua malam di Malang di Asrama Kabupaten Banjar dan ke Surabaya naik kembali kereta ... (Rp. 4000) menuju Surabaya. Sore harinya langsung menuju Pelabuhan Tanjung Perak untuk melanjutkan perjalanan menuju kota Ende di Flores dengan kapal KM. Awu (Rp. 382.000).

Sesampainya di Ende saya menginap di Pelabuhan dan paginya berjalan kaki menuju Bekas Pengasingan Bung Karno dan setelah itu naik ojek ke terminal (Rp. 10.000) dan melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Moni (Rp. 15.000). Di Moni saya bermalam di homestay Nusa Bunga dengan tarif Rp. 50.000 per harinya. Besok paginya mengunjungi Danau Kelimutu yang terkenal dengan danau tiga warnanya disambung dengan Pemandian Air Panas dan Air terjun dengan diantarkan ojek (Rp. 60.000).

Sianya setelah turun dari Danau Tiga Warna saya langsung melanjutkan perjalanan ke Ende dengan Bus damri (Rp. 15.000) lalu melanjutkan perjalanan menuju kota Bajawa dengan travel (Rp. 50.000) dan kemudian menginap di mesjid Bajawa. Besoknya saya ke kampung adat yang masih menjaga tradisinya yaitu Kampung Bena, ke sana dengan diantarkan oleh ojek (Rp. 20.000). Pulang dari Kampung Bena saya melanjutkan perjalanan ke Pemandian Air Panas Mangeruda di Soa naik angkot (Rp. 10.000), turun di persimpangan dan naik ojek (Rp. 5.000) menuju pintu masuk. Untuk masuk ke pemandian air panas kita dikenai tarif Rp. 3.000. dan kembali lagi ke Bajawa seperti ketika berangkat tadi, naik ojek (Rp. 5000) terlebih dahulu lalu naik angkot (Rp. 5000) dan sampailah kembali ke Kota Bajawa.

Besok harinya pagi-pagi saya ke terminal dengan ojek (Rp. 5000) untuk menunggu bus “Gemini” menuju Labuan Bajo (Rp. 100.000) dan baru tiba di Labuan Bajo di malam harinya dan dapat “sisa” penginapan di Losmen Bahagia (Rp. 30.000). dan bertemu dengan orang yang saya anggap sebagai Malaikat Penolong yaitu Kaka Pedi Parera, yang kemudian mengajak saya ke Taman Nasional Komodo, namun saya harus menunggu selama 3 hari karena tamunya baru datang tanggal 2, sedangkan waktu itu masih tanggal 29. Dan saya juga pindah untuk mencari tempat menginap dan akhirnya menginap di Hotel Pelangi. Namun banyak yang saya dapat selama beberapa hari dilabuan bajo seperti berkeliling kota ke Gua batu cermin dan pantai Pede dengan motor yang dipinjamkan oleh Abang Icank.

Perjalanan selama 3 hari di Taman Nasional Komodo merupakan perjalanan yang terlupakan semala hidup saya, bersama tamu kak Pedi yang datang dari Francis. Karena Cuma nebeng saya Cuma tidur di lantai kapal dan untungnya bisa lebih akrab dengan para awak awak kapal.

Setelah kembali ke Labuan Bajo dari TN. Komodo saya kembali beruntung karena akan ada penyambutan Pak Jusuf Kalla dan yang paling saya incar adalah saya bisa melihat Tarian Caci yang terkenal. Saya kembali menginap di hotel “Pelangi” untuk malam itu dan mandi sepuasnyanya.

Besok paginya saya kembali melanjutkan perjalanan dengan Feri menuju Pelabuhan Sape, saya membeli tiket bus “Langsung Indah” dari Labuan Bajo menuju Mataram sebesar Rp. 200.000. Sesampainya di Pelabuhan Sape kita dijempul oleh bus kecil untuk menuju kota Bima dan di kota Bima saya sempat berjalan sebentar menunggu bus berangkat, pada pukul 7 malam Bus berangkat menuju Mataram dan tiba keesokan harinya.

Di Matarm saya menginap di rumah Rinja dan kemudian diantar keliling dengan mobilnya. Besoknya saja juga diantar menuju sebuah pasar dan dari pasar itu saya melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Bangsal Pamenang dengan L300 (Rp.7000) dan kemudian menyeberang ke Gili Trawangan (Rp. 10.000). dan di Gili saya bersama Mas Joe yang baik hati, saya dipinjamkan alat Snorkeling gratis dan ditraktir makan siang. Pukul 3 sore saya kembali ke Bangsal Pemenangan dan kapal penyeberangan pulang kembali Gratis walau basah basahan terkena ombak yang sedang besar.

Dari Bangsal Pamenang saya kembali ke Kota Mataram, setelah menunggu agak lama datanglah Bus (Rp.10.000) dan langsung menuju terminal Mardalika, di terminal saya kembali naik angkot L300 (Rp. 20.00) menuju pelabuhan Lembar. Dari pelabuhan Lembar saya naik truk untuk menuju Surabaya dan memberi Rp. 100.000 kepada supir yang berasal dari Flores, namun karena sering berhenti dan lama sekali ketika berhenti di Bali saya pindah ke truk lain dan memberi Rp. 50.000 lagi kepada supir yang baru. Dan di Pasuruan saya turun dari truk karena berhenti lama lagi dan saya harus tiba di Surabaya secepatnya, dan naik bus (Rp. 10.000) sampai terminal Purabaya di ......

Sekitar 2 jam menunggu saya kembali naik bus Indonesia (Rp. 65.000)Menuju Jepara dan ke Karimun Jawa selama 4 hari 3 malam dengan pengeluaran sekitar Rp. 500.000. pulang dari Karimun Jawa saya menuju Jogjakarta dengan terlebih dahulu naik bus ke Semarang (Rp. 10.000) dan melanjutkan dengan Bus lain yang kemudian penumpang di pindah ke bus lain dengan total Rp. 22.000. Turun di Terminal Jombor dan tak ada angkot menuju Malioboro, yang ada hanya ojek dan taksi yang pastinya mahal akhirnya cari penginapan di sekitar terminal, tanya sana-sini akhirnya dapat yang Rp. 50.000.

Besok paginya baru menemui adek dengan naik Trans Jogja (Rp. 3000) dan setelah itu ke terminal Giwangan dengan Trans Jogja kembali (Rp. 3000). Di terminal naik bus AC tarif ekonomi Mira (Rp. 24.000) dari Jogjakarta menuju Surabaya. Di surabaya menginap di rumah Nor Karmawan dan kemudian naik kapal yang ternyata delay selama 2 hari (Gak nanggung-nanggung delay nya) menuju Bajarmasin dengan KM. Kirana III, untungnya kapalnya masih baru dan enak (Full AC) tidak seperti kapal ke Ende. Dan di Pelabuhan Trisakti Adit Menjemput saya dan langsung beristirahat di rumah paman saya. Perjalanan pun berakhir.

Peran teman-teman dari Forum Backapacker Indonesia sangat banyak membantu perjalanan saya kurang lebih selama 40 hari ini. Dan juga orang Indonesia yang selalu ramah menyambut saya dimanapun berada saya ucapkan terima kasih.

Note Pengeluaran:

Puruk Cahu – Banjarmasin: Rp. 210.000

Banjarmasin – Jogjakarta : Rp. 800.000

Jogja – Parang Tritis PP : Rp. 22.000

Jogja – Solo : Rp. 10.000

Solo – Surabaya : Rp. 23.000

Surabaya – Malang PP : Rp. 8.000

Gunung Semeru : Rp. 172.000

Surabaya – Ende (By Ship) : Rp. 382. 000

Ende – Moni : Rp. 15.000

Penginapan Moni : Rp. 50.000

Ojek ke Kelimutu : Rp. 60.000

Moni – Ende : Rp. 15.000

Ende – Bajawa : Rp. 50.000

Ojek Bena : Rp. 20.000

Angkot + ojek ke Soa PP : 25.000

Bajawa – Labuan Bajo : Rp. 100.000

Hotel L. Bajo : Rp. 30.000 x 4 = Rp. 120.000

TN. Komodo : Free

Labuan Bajo – Mataram : Rp. 200.000

Mataram – Gili Trawangan PP : Rp. 27.000

Mataram – Pelabuhan Lembar : Rp. 20.000

Pelabuhan Lembar – Pasuruan : Rp. 150.000

Pasuruan – Surabaya : Rp. 10.000

Surabaya – Jepara : Rp. 65.000

Karimun Jawa : Rp. 500.000

Jepara - Jogja : Rp. 32.000

Jogja - Surabaya : Rp. 24.000

Surabaya – Banjarmasin : 200.000

TOTAL : Rp. 3.310.000

sumber: http://www.backpackerborneo.com/2011/12/40-hari-ngegembel-di-jawa-bali-lombok.html
Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Disqus Shortname

Comments system

Ad Inside Post